Leatherboard 2

Menengok Pentingnya Mewujudkan Smart City

Menengok Pentingnya Mewujudkan Smart City

Belakangan ini cukup ramai terlihat sejumlah gubernur, bupati , walikota, maupun industri serta komunitas diberbagai belahan nusantara yang secara sadar, bersemangat, dan kolektif mencanangkan misi pembentukan cyber province, cyber city, atau smart city di daerahnya masing-masing. Tentu saja hal ini patut disambut gembira oleh seluruh praktisi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di tanah air karena adanya keinginan untuk menerapkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai upaya meningkatkan daya saing daerah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya (Pongsopan et al., 2014).

Smart city merupakan sebuah impian dari hampir semua negara di dunia. Dengan smart city, berbagai macam data dan informasi yang berada di setiap sudut kota dapat dikumpulkan melalui sensor yang terpasang di setiap sudut kota, dianalisis dengan aplikasi cerdas, selanjutnya disajikan sesuai dengan kebutuhan pengguna melalui aplikasi yang dapat diakses oleh berbagai jenis gadget. Melalui gadgetnya,secara interaktif pengguna juga dapat menjadi sumber data, mereka mengirim informasi ke pusat data untuk dikonsumsi oleh pengguna yang lain (Yusiardi, 2015).


Mengapa Harus Smart City

Mengapa sebuah kota memerlukan konsep smart city yang terintegrasi ? Salah satu alasan utama adalah karena populasi manusia yang meningkat tajam. Diprediksi, jumlah penduduk dunia pada tahun 2050 akan menyentuh 8,5 miliar jiwa, yang mana 66%-nya adalah perempuan, dan 34% adalah laki-laki. Tahun 2015 saja, jumlah populasi dunia mencapai 6 miliar jiwa. Bayangkan, dalam kurun waktu sepuluh tahun, populasi bertambah 2,5 miliar. Populasi yang meningkat mendorong lahirnya urbanisasi dari desa ke kota. Pertumbuhan urbanisasi dalam kurun waktu 64 tahun, dari tahun 1950-2014 mencapai 523%. Urbanisasi yang meninggi tentu saja melahirkan masalah urban atau perkotaan. Mulai dari sampah, edukasi, transpotasi, sosial ekonomi, bencana alam akibat ulah manusia, dan kesehatan. Semua masalah tersebut bisa generasi muda temukan di kota-kota di Indonesia, seperti Jakarta. Di sisi lain, masyarakat yang semakin modern dan mapan, memiliki segudang ekspektasi, seperti lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan yang nyaman, adanya area publik yang memadai, semakin mudah untuk traveling, shopping experience, dan sebagainya. Solusi untuk memenuhi ekspektasi dan meminimalisir dampak dari urbanisasi itu adalah dengan menghadirkan konsep smart city alias kota cerdas (NextDev, 2016).

Efisiensi dapat dicapai dengan mengimplementasikan konsep teknologi untuk pengembangan kota dengan arahan smart city. Kemunculan konsep smart city dipicu oleh perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technology (ICT). Pemanfaatan TIK pada konsep smart city diaplikasikan dengan cara melakukan pembangunan dan pengelolaan kota yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai basis operasional perkotaan (Deakin, Mark dan Allwinkle cit. Mahardika, 2016).

Kini smart city sudah diterapkan di banyak negara di berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu Indonesia. Implementasi Smart City juga terjadi di sejumlah kota dan daerah di Indonesia (Manguluang, 2016).


Manfaat Smart City

Smart city merupakan konsep pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi untuk semua sektor yang lebih luas dari sekedar e-Gov. Smart city adalah konsep pemanfaatan ICT untuk semua kegiatan di daerah, tidak hanya kegiatan pemerintahan lewat e-Gov namun mencakup banyak hal. Misalnya sistem pengendali lampu lalu-lintas, sistem perparkiran terpadu, sistem pengaturan listrik untuk public-utility, sistem pemantau polusi udara/lingkungan, sistem peringatan dini (early warning system) (Mahardy, 2015).

Dengan Smart City akan ada aplikasi server pelayanan di kelurahan, pelayanan di kecamatan, pelayanan di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Masyarakat bisa cepat menyampaikan keluhan pelayanan publik lebih cepat, untuk selanjutnya ditindaklanjuti SKPD terkait. Lewat Smart City itu nanti ketahuan mana yang paling banyak dikeluhkan dan mana yang tidak ditindaklanjuti. Misalnya, kalau aspirasi yang paling banyak tentang lampu jalan yang rusak atau mati, itu yang diprioritaskan. Otomatis yang dibuat itu juga akan ketahuan mana yang sudah ditindaklanjuti dan yang belum. Dengan begitu pasti ada juga evaluasi (Kurniawan, 2017).

Salah satu keuntungan dari konsep smart city adalah dapat menciptakan perencanaan dan pengembangan kota layak huni yang lebih baik di masa depan. Smart city juga membuat sistem transportasi lebih efisien dan terintegrasi sehingga meningkatkan mobilitas masyarakatnya. Konsep itu juga menciptakan rumah dan bangunan yang hemat energi, bangunan ramah lingkungan dan memakai sumber energi terbarukan. Lingkungan juga bisa menjadi lebih lestari karena konsep pengaturan limbah dan pengelolaan air yang lebih maju. Manfaat lain konsep smart city juga berkaitan dengan kesejahteran masyarakatnya karena Smart city akan meningkatkan pelayanan kesehatan (Prabancono, 2015).

Dalam Smart City, teknologi informasi secara komprehensif bisa diintegrasikan dan dikemas secara menyatu dan holistik. Masyarakat bisa mengakses sebuah informasi dimana, kemana dan saja yang mereka perlukan. Manfaat dari teknologi informasi Smart City ini bisa didisain sendiri oleh pakar ICT di kota itu, sehingga dapat mengurangi penggunaan teknologi dari luar negeri. Sehingga produk-produk dan informasi dari luar negeri bisa dipilah dan dipilih serta diakses oleh manajemen Smart City secara mandiri, bahkan masyarakat tidak lagi menjadi penonton tetapi sebagai pelaku dan pengelola perkembangan teknologi yang semakin cepat ini. Bahkan, system dapat dibangun dengan menu tertentu oleh peneliti dalam negeri, sehingga jaminan akan keamanan informasi dapat diandalkan (Prasetyono, 2016).

Aplikasi untuk Smart City
Pada implementasi smart city, aplikasi digital memegang peran penting. Aplikasi-aplikasi ini akan berfokus pada berbagai bidang, misalnya permasalahan bisnis hingga pemetaan untuk memudahkan aksi cepat tanggap di masyarakat. Kota-kota besar di Indonesia yang menyongsong terwujudnya smart city pun tidak mau ketinggalan (gtBlogger, 2017). Berikut ini contoh-contoh aplikasi smart city yang sukses mendukung pemerintah kota di Indonesia.
  1. Trafi
    Trafi yang sudah bisa diunduh gratis di Google Play Store dan App Store ini menyediakan informasi dari 82 rute Transjakarta. Selain itu, informasi trayek sejumlah penyedia layanan transportasi umum lainnya, seperti Mayasari Bakti, Damri, Kopaja, Metromini, termasuk Mikrolet, juga ada di aplikasi ini. Trafi, aplikasi penyedia informasi transportasi umum, resmi menjadi mitra aplikasi Jakarta Smart City dan aplikasi pendukung Transjakarta. Melalui kerja sama ini, pengguna Trafi dapat mengetahui jadwal dan estimasi keberangkatan bus Transjakarta secara real-time. Selain itu, Trafi juga berkolaborasi dengan Jakarta Smart City dalam hal pembagian data. Data tersebut dapat digunakan untuk menganalisis pola penggunaan transportasi untuk pengembangan kebijakan dan perencanaan kota Jakarta lebih lanjut. Sinergi antara Trafi dan Transjakarta diharapkan dapat membantu pengguna transportasi umum untuk mengetahui jadwal perjalanan yang berujung pada produktivitas warga kota, Jadwal dan rute perjalanan Commuter Line pun telah tersedia di aplikasi Trafi. Bahkan, mengingat moda transportasi publik on-demand banyak digunakan masyarakat Jakarta, aplikasi asal Lithuania ini turut memasukkan informasi layanan Uber, Grab, dan Go-Jek. Pengguna juga bisa memesan langsung layanan Go-Jek dari aplikasi Trafi. Jadi, ketika pengguna memilih untuk menggunakan Go-Jek saat mencari rute perjalanan di Trafi, pengguna akan langsung dialihkan ke aplikasi penyedia ojek online tersebut (Damar, 2017).
  2. Lapor Mang
    Provinsi Bangka Belitung (Babel) menerapkan aplikasi smart city Pemkot Pangkalpinang bekerjasama dengan Tower Bersama Group, membuat aplikasi smart city bernama ‘Lapor Mang’. Aplikasi ini memungkinkan warga untuk melaporkan setiap kendala yang mereka alami dan mereka lihat agar segera ditindaklanjuti oleh satuan kerja perangkat desa (SKPD) terkait. Setiap laporan warga akan langsung ditindaklanjuti oleh SKPD terkait dan termonitor langsung oleh wali kota.Tak hanya itu, laporan hasil kerja para SKPD dalam merespons aduan warga dari aplikasi Lapor Mang ini juga akan dipublikasikan secara rutin di salah satu media lokal setempat. Dengan adanya aplikasi ini, dikatakan Irwansyah keluhan-keluhan warga akan lebih mudah disampaikan dan segera direspons oleh SKPD terkait. Pelanggaran-pelanggaran seperti pungli juga dapat dicegah, karena keterbukaan informasi semacam ini (Riadi, 2016).
  3. Mcampus
    MCampus adalah sebuah `gateway` informasi kampus dalam bentuk aplikasi mobile. MCampus tersedia dalam `platform` Android dan dapat diunduh dari akun pengembang Gamatechno di Google Play Store. Beberapa fitur itu di antaranya informasi layanan akademik yang meliputi jadwal kuliah dan ujian, nilai, transkrip, beasiswa, dan pembayaran serta layanan berbagai informasi tersebut melalui media sosial (Hadi, 2014).
  4. Qlue
    Jika biasanya kamu bingung mau mengadu ke siapa soal jalanan rusak, lampu penerangan jalan kurang, atau jalanan macet, dan berbagai permasalahan lainnya, maka aplikasi Qlue jawabannya. Qlue adalah aplikasi yang sengaja dibuat oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk dijadikan sebagai sarana pengaduan masyarakat. Melalui aplikasi media sosial Qlue kamu bisa berkomunikasi langsung dengan pemerintah atau swasta yang memiliki kepentingan publik (Abdul, 2016).
    Dalam aplikasi Qlue, terdapat sejumlah kategori laporan yang bisa dipilih oleh warga sebelum laporan dikirim. Jika ada laporan yang tidak termasuk dalam kategori yang sudah disediakan, maka pelapor dapat memilih kategori yang paling mendekati dengan jenis laporannya. Adapun dari setiap laporan yang diunggah, harus ada foto, keterangan, dan lokasi pelapor memberikan laporan tersebut. Fitur khusus yang telah disematkan ke dalam Qlue membuat penggunanya tidak bisa membuat laporan-laporan palsu (Putera, 2016).
  5. NAXI
    Aplikasi bernama NAXI, da lam ungkapan Bahasa Jawa itu artinya bepergian dengan na ik taksi, bertujuan untuk mempermudah masyarakat DIY memperoleh pelayanan trans portasi taksi yang resmi. Aplikasi ini dibuat khusus untuk operator armada taksi res mi, bukan taksi kendaraan pri badi atau taksi plat hitam. pada dasarnya aplikasi NAXI tidak jauh berbeda dengan aplikasi taksi online yang sudah ada sebelumnya. Hanya saja, aplikasi NAXI rencananya akan dikembangkan lebih jauh melalui kerja sama dengan pengelola hotel dan mal yang ada di DIY. Bahkan, cara pembayarannya pun di kembangkan dengan pembayaran uang elektronik. Dengan uang elektronik diharapkan proses transaksi men jadi lebih mudah. Aplikasi ini sudah kami siapkan ke arah itu. Keberadaan aplikasi ini pun kami optimis disukai masyara -kat karena sekitar 80% masyarakat sudah menggunakan smartphone Android (Keswara dan Linangkung, 2016).
  6. Call Jack
    Bekerja sama dengan PT. Gamatechno Indonesia, O’Jack pun meluncurkan aplikasi digitalnya dengan branding baru, yaitu Call Jack. Tidak jauh berbeda dengan GO-JEK, Call Jack menfasilitasi pelanggan maupun driver-nya dengan aplikasi smartphone guna bisa bertemu langsung di jalan. Uniknya, Call Jack juga menyediakan fitur untuk pembayaran melalui sistem Top-Up. Pelanggan bisa melakukan deposit ke “dompet Call Jack” yang melekat pada aplikasi tersebut. Deposit akan di-auto-debet sehabis menggunakan layanan Call Jack. Pelanggan juga diberi pilihan ingin dilayani driver pria atau wanita (Zhafiri, 2015).
  7. mTransport
    mTransport adalah aplikasi mobile yang menampilkan informasi penting tentang operasional moda transportasi di DIY. Aplikasi ini merupakan sinergi antara Dishubkominfo DIY dan pengembang teknologi Gamatechno melalui mekanisme penunjukan langsung. Sebelumnya, Gamatechno juga pernah mengurusi pengembangan sistem tiket dan portal akses untuk Trans Jogja. Sejarah mTransport dimulai ketika Dishubkominfo DIY ingin memenuhi kebutuhan masyarakat terkait informasi jalur Trans Jogja maupun bus kota melalui akses mobile. Selanjutnya, mTransport juga menyediakan informasi jadwal kereta api, pesawat terbang, serta pantauan langsung IP kamera. Nama mTransport merupakan usulan dari Gamatechno, menggantikan usulan nama dari Dishubkominfo DIY yaitu Mobile App Transportasi (Anas, 2015).



Saran untuk Smart City

Teknologi bermanfaat untuk mempercepat proses penerapan konsep Smart City di berbagai kota. Kehadiran teknologi ini juga disebutnya bermanfaat sebagai alat untuk memprediksi kejadian, berdasarkan analisa dari data yang diperolehnya. Manfaat kehadiran teknologi akan semakin terasa saat dapat menghasilkan solusi sistem yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota tersebut. Keberhasilan konsep Smart City ini juga diukur berdasarkan kenyamanan yang dirasakan oleh masyarakat karena kesesuaian tindakan yang diambil pemerintah. Saat ini konsep Smart City di Indonesia masih terpencar dan belum terintegrasi. Sejumlah solusi smart city ini yang telah dihadirkan pihak pemerintah masih beroperasi secara masing-masing, dan belum terhubung satu sama lain dalam hub yang sama. Selain itu, tingkat keberhasilan Smart City memiliki sejumlah faktor ukuran, dan dukungan teknologi hanyalah salah satu dari sejumlah faktor tersebut. Pemahaman pengelolaan dan pemanfaatan konsep Smart City ini tidak hanya perlu dimiliki oleh pihak pemerintah, tetapi juga masyarakat. Sebab, keberhasilan konsep ini juga didorong oleh dukungan masyarakatnya, sehingga edukasi untuk mereka menjadi salah satu hal yang penting untuk ditekankan. Kalau teknologi tinggal beli aja, tapi habit harus diedukasi (Anggraeni, 2016).

Masyarakat harus memahami betul apa peran teknologi dalam membangun sebuah masyarakat, yang salah satu diantaranya adalah kesadaran bahwa kita hidup dalam sebuah jejaring, yang merupakan esensi dari sebuah masyarakat yang cerdas. teknologi bisa membuat orang cerdas, tapi juga bisa membuat orang tetap bodoh. Yang cerdas adalah teknologinya, tapi orangnya tetap bodoh. Oleh karena itu di dalam masyarakat kita, permasalahan yang sangat besar adalah kontradiksi kultural. Artinya apa ? Teknologinya tinggi tapi masyarakatnya rendah. Teknologinya cerdas tapi masyarakatnya bodoh. yang harus diwaspadai sebelum membentuk smart city adalah jurang pemisah antara teknologi dengan cara berpikir masyarakat atau yang disebut dengan istilah cultural lag. Ini harus segera diselesaikan, agar teknologi yang cerdas bisa berperan dalam membangun masyarakat yang cerdas, sehingga perkembangan teknologi dan perkembangan sosial sejalan dan tidak terpisahkan (Wulan, 2015).

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah fondasi dari smart city terletak pada perangkat dan sistem yang saling terkoneksi serta berkomunikasi satu sama lain untuk menggerakkan fungsi perkotaan. Dalam hal tersebut, proses identifikasi menjadi amat sangat penting. Karena, akan muncul risiko jika ada pihak yang tidak memiliki otoritas dapat masuk ke dalam sistem. Belum lagi jika proses komunikasi tersebut membutuhkan proses otorisasi yang panjang dan rumit, yang terjadi adalah akses menjadi terhambat dan bukannya memecahkan tantangan perkotaan, namun malah menambah serta memperumit kehidupan perkotaan. Termasuk, ke depannya, akan ada lebih banyak lagi entitas (pengguna, perangkat, dan sensor/sistemnya) yang saling terhubung di dalam smart city (Syahbana, 2016). Jika tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan celah keamanan smart city yang rawan untuk diserang. Sebagai contoh, sistem tarif transportasi kota (Muni Fare) di San Fransisco baru saja di-hack. Ternyata penyusup itu memasang ransomware ke dalam sistem, dan meminta uang tebusan untuk membatalkan hack (Atmoko, 2017).

Untuk mewujudkannya butuh energi yang tidak sedikit sementara sumber pasokan energi di Indonesia masih terseok-seok ? Disamping itu yang perlu dipertimbangkan atas konsep pembangunan kota adalah seberapa jauh pemerintah, akademisi, dan masyarakat mengenali dan memahami masalah kotanya. Keberhasilan kota cerdas di kota Seoul, Singapura, Amsterdam, Copenhagen, Melbourne tidak terjadi serta merta. Kota – kota ini sebelumnya telah melalui fase pembangunan kota yang sangat matang. Kota cerdas di beberapa negara tentu sudah matang dalam penanganan masalah banjir, kemacetan, ledakan penduduk, air bersih. Ada tahapan pembangunan yang jelas, kemudian diterjemahkan sebagai konsep pembangunan, sehingga tahapan pembangunan tata kota di negara maju berlangsung secara berkelanjutan. Kemapanan ini perlu dilanjutkan dalam sebuah sistem agar tidak berhenti pada periode tertentu saja, maka lahirlah konsep smart city/kota cerdas yang menjadi konsep besar dari Sustainable city. Membangun kota berarti membangun kehidupan seluruh mahluk hidup yang tinggal dan hidup dari sumber daya kota. Sayangnya seminar ataupun diskusi mengenai konsep kota “bahagia” masih terbatas di lingkup tertentu saja. Sehingga hasilnya adalah masyarakat yang awam konsep “kota bahagia” hanya menjadi pasien. Jangan dilupakan bahwa kesuksesan kota cerdas di negara lain adalah karena faktor budaya. Dan budaya dimulai dari hal paling sederhana, bagaimana berjalan, dimana membuang sampah, bagaimana menjaga fasilitas publik dan bagaimana hidup seimbang dengan lingkungan. Semua pemahaman tentang budaya tersebut sudah cukup membuat kota kita semakin cerdas, kota cerdas karena masyarakatnya juga cerdas, sederhana (Purnamasari, 2014).

Selain itu, meskipun minat terhadap smart city di Indonesia ini meningkat, namun pergerakannya terlihat hanya di beberapa sektor saja dan tidak mencangkup semua permasalahan yang ada di kota tersebut. Indonesia harus samakan perspsi tentang smart city. Smart city merupakan sebuah kesatuan ekosistem berbasis IT dan IoT (Internet of Things), yang jadi masalah adalah penetrasi smart city di Indonesia saat ini masih pada satu kasus saja (Kusnandar, 2016).


Banyaknya urbanisasi di kota-kota besar, menyebabkan angka kemacetan di kota tersebut menjadi semakin meningkat. Adanya tantangan terhadap power supplly, air bersih, healthcare, safety and security, infrastructure, education dan sanitasi menjadi sebuah alasan mengapa smart city ini perlu dibangun di Indonesia. Perkembangan IT bukanlah menjadi sebuah solusi dalam mengatasi berbagai masalah di Indonesia, peran IT hanya sebagai enabler dari solusi smart city yang harus segera diimplementasikan di Indonesia secara benar (Kusnandar, 2016).





DAFTAR PUSTAKA


Abdul, G. 2016. Apa Sih Aplikasi Qlue Itu ? <http://www.bintang.com/lifestyle/read/2520556/apa-sih-aplikasi-qlue-itu>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Anas, M. I. 2015. mTransport, Aplikasi Keren yang Tidak Terurus. http://liputan.tersapa.com/mtransport-dan-perjalanan-terjal-di-tengah-jalan/. Diakses tanggal 14 Februari 2017.

Anggraeni, L. 2016. Pentingnya Tata Kelola dan Pelaksanaan Smart City. <http://m.metrotvnews.com/teknologi/news-teknologi/JKRRGX7K-pentingnya-tata-kelola-dan-pelaksanaan-smart-city>. Diakses tanggal 12 Februari 2017.

Atmoko, B. D. 2017. Rentan Diserang, Keamanan Smart City Perlu Diperkuat. <https://arenalte.com/berita/industri/keamanan-smart-city-rentan/>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Damar, A. M. 2017. Trafi Jadi Aplikasi Pendukung Transjakarta dan Jakarta Smart City. http://tekno.liputan6.com/read/2843491/trafi-jadi-aplikasi-pendukung-transjakarta-dan-jakarta-smart-city. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

gtBlogger. 2017. 5 Contoh Aplikasi Smart City yang Sukses Dukung Pemerintah Kota. <https://blog.gamatechno.com/contoh-aplikasi-smartcity/>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Hadi, B. S. 2014. Gamatechno-UST luncurkan aplikasi Mcampus. <http://antarayogya.com/berita/324294/gamatechno-ust-luncurkan-aplikasi-mcampus>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Keswara, R. Dan E. Linangkung. 2016. PT Gamatechno UGM Kenalkan Aplikasi NAXI. <http://www.koran-sindo.com/news.php?r=5&n=51&date=2016-12-31>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Kurniawan, D. 2017. Ini Manfaat Program Smart City bagi Masyarakat. <http://medan.tribunnews.com/2017/01/30/ini-manfaat-program-smart-city-bagi-masyarakat>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Kusnandar, A. 2016. IDC Cerita Tentang Tren Smart City di Indonesia. <https://telko.id/4473/idc-cerita-tentang-tren-smart-city-di-indonesia/>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Mahardika, S. 2016. Strategi Smart City Vienna. Skripsi. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan. Fakultas Teknik. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Mahardy, D. 2015. Smart City dan e-Government, Apa Bedanya ? <http://tekno.liputan6.com/read/2213171/smart-city-dan-e-government-apa-bedanya>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Manguluang, A. P. 2016. Persiapan Kota Makassar sebagai Smart City. Skripsi. Program Studi Ilmu Politik. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Hasanuddin. Makassar

NextDev. 2016. Mengapa Sebuah Kota Perlu Menerapkan Smart City? <http://thenextdev.id/new/update/index.php/2016/02/21/mengapa-sebuah-kota-perlu-menerapkan-smart-city/> Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Pongsapan, F. P. , Y. D. Y. Rindengan, X. B. N. Najoan. 2014. Desain Arsitektur Jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Manado Smart city ; Studi Kasus Pemerintah Kota Manado. <http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom/article/viewFile/5314/4826>. Diakses tanggal 11 Februari 2017.

Prabancono, H. 2015. SMART CITY : Ini Manfaat Smart City untuk Masyarakat. <http://www.solopos.com/2015/11/15/smart-city-ini-manfaat-smart-city-untuk-masyarakat-661295>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Prasetyono, A. P. 2016. Urgensi Penelitian dan Pengembangan Teknologi di Bidang Smart City. <http://www.dikti.go.id/urgensi-penelitian-dan-pengembangan-teknologi-di-bidang-smart-city/#YD7AmcHcOkChSUwX.99>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Purnamasari, R. 2014. Smart City Mengapa jadi Solusi Masalah Kota-di Indonesia. Smart City Mengapa Jadi Solusi Masalah Kota di Indonesia? < http://www.kompasiana.com/ratihsyifani.kompasiana.com/smart-city-mengapa-jadi-solusi-masalah-kota-di-indonesia_54f82545a33311e7648b4a83>. Diakses tanggal 12 Februari 2017.

Putera, A. D. 2016. Ini Ragam Laporan Warga Jakarta Melalui Aplikasi Qlue. http://megapolitan.kompas.com/read/2016/06/01/10572011/ini.ragam.laporan.warga.jakarta.melalui.aplikasi.qlue. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Riadi, Y. 2016. ‘Lapor Mang’ , Aplikasi Pemkot Pangkalpinang Menuju Smart City. <http://selular.id/apps/2016/08/lapor-mang-aplikasi-pemkot-pangkalpinang-menuju-smart-city/>. Diakses tanggal 13 Februari 2017.

Sharma, G., X. Bao, dan W. Qian. 2012. Public Attitude, Service Delivery and Bureaucratic Reform in e-government : A Conceptual Framework.Information Technology Journal - Asian Network for Scientific Information.

Syahbana, F. 2015. Pentingnya Identitas dalam Inisiatif Smart City. <http://inet.detik.com/business/d-3153490/pentingnya-identitas-dalam-inisiatif-smart-city>. Diakses tanggal 12 Februari 2017.

Wulan, R. T. 2015. Kota-kota Indonesia Menuju Konsep 'Smart City'. <http://www.voaindonesia.com/a/kota-kota-indonesia-menuju-konsep-smart-city/3024412.html>. Diakses tanggal 12 Februari 2017.

Zhafiri, H. 2015. GO-JEK Masuk Yogya, O’Jack Luncurkan Call Jack. Mana yang Akan Dipilih Warga? <https://id.techinasia.com/talk/gojek-masuk-yogya-ojack-luncurkan-call-jack-mana-yang-akan-dipilih-warga-yogya>. Diakses tanggal 14 Februari 2017.

Yusiardi, P. 2015. Pengertian dan Manfaat dari Smart City. <http://purwo-unsada.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-dan-manfaat-dari-smart-city.html>. Diakses tanggal 14 Februari 2017.


Share on Google Plus

About Unknown

Aku hanya seorang biasa. Tapi punya rasa. Dibilang biasa juga gak papa. Yang penting bermanfaat buat semua

0 komentar :

Post a Comment